Begitu sempurnanya Allah SWT. telah menciptakan manusia. Mulai
ujung rambut hingga ujung kaki tercipta dengan desain yang menakjubkan dengan
fungsi yang beragam yang sangat bermanfaat dalam semua aktivitas yang dilakukan
sehari-hari. Metabolisme tubuh yang seimbang yang tercipta mengaktifkan seluruh
fungsi-fungsi organ tubuh. Otak mendapat oksigen dari aliran darah sehingga
dapat difungsikan merespon dari setiap anggota tubuh yang lain dan berpikir,
bagaimana kiranya aliran darah dan oksigen itu terhenti?. Mata yang dicukupi
cairan yang meliputinya sehingga dapat bergerak, berkedip dan difungsikan untuk
melihat, bayangkan jika mata kering dari cairan yang menyelimutinya?. Mulut
dengan air liurnya, bayangkan jika mulut itu kering, pernahkah kita memikirkannya?
Dan masih banyak yang lainnya yang perlu kita renungkan, Itu adalah sebagian kecil saja nikmat karunia
dari Allah SWT.
Menyadari Allah maha pemurah dengan segala karunianya adalah Ibadah,
namun sering kali hal ini terlupakan. Manusia, sungguh makhluk yang lemah dan
pelupa, lemah untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya dan pelupa bahwa semua
kenikmatan itu adalah dari-Nya karena terbuai dengan kenikmatan itu
sendiri. Sifat lemah dan pelupa ini
perlu diinsafi dengan mengimbanginya dengan senang mengoreksi diri sendiri
(muhasabah) dan menyesali kesalahan dengan bertaubat. Kalau muhasabah dan
taubat telah dijalani dengan sungguh-sungguh sesungguhnya di situlah ampunan
Allah, ketahui bahwa ampunan Allah bukan untuk orang-orang yang bermain-main
dan bercanda dalam taubat.
Bersyukur adalah perintah Allah dengannya Allah menjanjikan akan
menambahkan nikmat-Nya. Fungsi tubuh yang normal dan stabil adalah nikmat besar
dari Allah yaitu kita sebut dengan nikmat sehat. Orang akan mengalami
masa-masa di mana ia akan merasa dirinya sehat wal'afiat dan akan mengalami
tubuhnya yang semula sehat menjadi sakit. Karena tidak ada manusia di dunia ini
yang tidak pernah mengalami sakit. Hampir-hampir semua orang tidak suka dengan
sakit bahkan keinginannya tidak akan pernah sakit, namun di sisi lain
keinginannya bertolak belakang dengan kemauannya, dirinya sendiri yang
menjadikan tubuhnya sakit tanpa dia sadari, dengan sikapnya mengabaikan sikap
syukur ditandai dengan ia tidak memperhatikan kesehatannya, melupakan bahwa kesehatan
adalah nikmat yang besar yang harus disyukuri dengan menjaganya.
Tidak memfungsikan masa sehatnya untuk menghambakan diri kepada
Allah dan berbuat baik pada sesama adalah suatu bentuk kedurhakaan yang besar
yang tidak disadari. Orang Islam yang tidak menganggap kesehatan adalah bagian
dari kenikmatan yang Allah karuniakan ia adalah orang yang di hatinya telah
kehilangan iman, jika di hatinya ternyata masih ada sedikit iman maka dia
adalah termasuk orang yang lalai. Muslim yang memiliki iman meski sedikit
baginya begitu terasa sekali nikmatnya sehat jika ia mengalami sakit. Ketika
itu ia merasa lemah tak berdaya yaitu ketika ia tidak mampu lagi untuk berdiri
dan menggerakkan kakinya, merasa berat untuk duduk dengan menegakkan badannya,
merasa berat meski hanya menggerakkan tangannya, ketika itu baru menyadari
bahwa Allah adalah Yang Maha Perkasa jauh dari sifat-sifat lemah, baru
menyadari bahwa selama ini tidak pernah mensyukuri kesehatannya untuk
beribadah, bakti kepada Orang Tua dan berbuat baik pada sesama, menyadari bahwa
ini adalah peringatan dari Allah untuk kembali kejalan yang benar sekaligus
sifat kasih sayang Allah terhadap hambanya yang beriman. Bagi yang orang
Islam yang sudah tidak ada iman di hatinya
ia akan larut dalam kesedihannya, sakit yang dialami dianggap sebagai nasib
buruk yang menimpanya, bahkan sampai keluar perkataan kufur dari mulutnya "Tuhan
telah berbuat tidak adil padaku!", ia sesat dan tetap dibiarkan pada
kesesatannya. Naudzubillahi min dzalik.
Tentang syukur kita perlu menteladani Rasulullah Muhammad saw.
ketika beliau ditanya istrinya Sayidah Aisyah tentang semua ibadah yang
dilakukan beliau. Ya Rasulallah engkau melakukan sholat di malam hari setiap
hari hingga telapak kakimu pecah-pecah, bukankah engkau sudah ma'sum (diampuni
semua dosa-dosa yang lalu dan yang akan datang) ? Beliau menjawab : "Apakah
aku sudah termasuk hamba yang bersyukur?!" Jawaban Rasulullah ini
berstruktur pertanyaan tetapi sebenarnya adalah seruan, ini adalah
peristiwa keteladanan yang mengajarkan bahwa kenikmatan Allah SWT. tidak pernah
akan cukup untuk disyukuri selama hidup kita, sesuai firman Allah : wain
ta'uddu nikmatallahi la tuhsuha, dan bila kamu menghitung-hitung
nikmatnya Allah maka tidak akan pernah cukup. Selanjutnya juga meneladankan
terhadap hati kita bahwa jangan sekali-kali kita merasa telah cukup banyak
bersyukur pada-Nya, karena merasa telah banyak bersyukur itu adalah dapat
merusak amal syukur itu sendiri, karena merasa telah banyak bersyukur itu
adalah bagian dari takabur yang tersimpan dalam haati. Sedangkan Allah SWT
sangat membenci orang yang takabur dan membanggakan diri, dan mengancam melalui
lisan utusannya : "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya
tersimpan sifat takabur walaupun sebesar dzarroh (biji sawi)"
Terakhir kita memohon kepada Allah Yang Maha Pengasih supaya kita
diberikan ketetapan Iman, Islam dan Ikhsan, memohon supaya dijadikan menjadi
hamba-Nya yang senantiasa mensyukuri nikmatnya tanpa merasa telah cukup untuk
bersyukur selamanya dan mohon supaya dijauhkan dari berburuksangka terhadap
yang lain tentang sifat syukur.
syukur - nikmat sehat - Islam 100% Sempurna
Artikel keren lainnya: