Hidup ini diliputi oleh masa, di
belakang adalah masa-masa yang telah berlalu di tengah adalah masa yang sedang
berlangsung di depan adalah masa yang akan datang. Apa kewajiban seorang muslim
terhadap masa-masa itu ? kewajibannya adalah menjadikan masa-masa itu diisi
dengan amal-amal saleh. Berhentilah sejenak lalu simak ayat berikut: (1). demi masa. (2). Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, (3). kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan
nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
Lantas, sudahkah kita mengisi
masa-masa kita dengan kesalehan ? Beramal
saleh adalah jihadul akbar, musuhnya yaitu hawa nafsu. Beramal saleh merupakan
perjuangan panjang yaitu seumur hidupnya setiap muslim, itulah yang disebut dengan Hidup dijalan Allah SWT. Ada apa dengan hidup dijalan Allah? Barang siapa yang hidup dijalan Allah. akan mati dijalan Allah. Dalam masa-masa
perjuangan itu tidaklah selalu mulus, kebaikan tidak selalu menag begitu pula
sebaliknya. Oleh karena itu alat ukur atau sebagai barometer yang digunakan untuk mengevaluasi semua
masa-masa kita, Islam telah menyiapkannya yaitu dengan Tafakur, Tadabur Dan
Muhasabah.
Pertama : Tafakur berarti berpikir, ini sesuai dengan hadis
Rasulullah saw. pernah bersabda, “Tafakkuruu fii khalqiLlahi wa laa
tafakkaruu fiiLlahi, berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan
janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah.” Hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Nu’aim dari Ibnu Abbas ini menurut Syaikh Nashiruddin Al-Bani dalam kitab Shahihul
Jami’ish Shaghir dan Silsilahtu Ahadits Ash-Shahihah berderajat
hasan. Disebutkan di dalam hadits, bahwa tafakur sesaat
adalah lebih baik daripada ibadah satu tahun.
Kedua : Tadabur secara bahasa berarti mengurus dan
merenungkan kesudahan urusan itu. Secara Istilah berarti : Berpikir dengan
menggunakan seluruh kemampuan akal dan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan
yang logis untuk mencapai pengertian yang baru. Kata tdabbaru dalam Al-Qur’an
lebih mengarah pada mengangan-angan makna Al-Qur’an.
Ketiga : Muhasabah berasal dari akar kata hasiba
yahsabu hisab, artinya secara bahasa melakukan perhitungan. Secara istilah
muhasabah adalah sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan
dalam semua aspeknya.
Kalau kita jajar arti dari
ketiga-tiganya adalah pertama tafakur itu berpikir, tadabur itu merenungkan,
muhasabah itu memperhitungkan. Jika kita mengamati secara jeli ketiga-tiganya mengandung
muatan masa, berpikir bisa saja yang dipikirkan tentang masa lalu sekarang atau
yang akan datang, merenungkan, dan memperhitungkan adalah terhadap hal-hal yang telah berlalu.
Ketiga-tiganya mengandung maksud
untuk menciptakan pemahaman-pemahaman yang benar yang akan melahirkan amal-amal
saleh dan meninggalkan sejauh mungkin kebatilan. Jika ketiga-tiganya itu
disinggung dalam Al-Qur’an maka bagi kita umat islam sudah seharusnya untuk
menggunakan ketiga prinsip itu, yaitu tafakur, tadabur dan muhasabah secara
berkesinambungan dan terus menerus (istiqomah).
Ketiga hal ini adalah penangkal
kelalaian yang kadang muncul pada diri manusia, ketiga hal ini adalah sebagai
kontrol amal keseharian kita, apakah itu sudah sesuai dengan maksud Islam yang sebenarnya
atau belum, baik atau buruk, meningkat, tidak berubah atau menurun.
Berjalannya ketiga hal ini mesti disertai
dan diiringi dengan ilmu, karena ilmu adalah cahaya. Kita berusaha bertafakur,
bertadabur dan bermuhasabah tetapi di situ tidak ada cahaya maka ketiga usaha
kita tidak akan membuahkan hasil secara baik. Ketiga hal ini dilakukan supaya
seorang hamba itu tidak pernah akan merugi untuk selamanya atau tidak akan
terjatuh dalam kesesatan yang terus menerus.
Maka setelah dipahami oleh seseorang
terkait tentang tiga hal tersebut diatas maka akan dikatakan “beruntunglah
orang yang hari ini baik dari hari yang kemarin, terperdayalah orang yang hari
ini sama dengan yang kemarin, dan celakalah orang yang hari ini lebih buruk
dari hari kemarin.”
Wahai saudara seiman yang paling jauh
adalah bukanlah bintang, matahari ataupun rembulan, tetapi yang jauh adalah
masa yang telah berlalu dan tak akan kembali lagi. Kemarin yang telah luput
dari kita akan menjadi secuil kenangan, dan juga menjadi penyesalan, yang ada
adalah hari ini dan akan datang, gunakan hari ini sebaik-baik mungkin karena
esok belum tentu menjadi milik kita, sedangkan yang kemarin telah pergi untuk
selamanya, berfikirlah angan-angankanlah dan berintrospeksilah pada hari-harimu,
kita semua.
Islam 100% Sempurna
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ada pertanyaan dari seorang sahabat +Ahmad firza hafidz xena tentang Artikel di atas, isi
pertanyaan yang ditulsinya seperti berikut ini:
bismillah... Assalamualaikum.. saya tertarik membaca artikel ini, hanya ada beberapa pertanyaan yang muncul di
kepala saya? mungkin mas +Syamsun Anwar bisa memberikan uraian dari ke tiga barometer
yang disebutkan sebagai sarana untuk mengevaluasi massa (waktu).. kongkrit
aktifitas seperti apa yang harus kita lakukan untuk meng tafakur waktu,
mentadabur al quran, dan bermuhasabah terhadap waktu,... di barometer tafakur
disebutkan "berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu
berpikir tentang Dzat Allah".. mungkin mas +Syamsun Anwar bisa memberikan uraian tentang hadist ini,.. kemudian
kedua : tadabur ada kalimat mengangan angan kan al-quran, bentuk angan-angan seperti
apa yang dimaksud? dan selanjutnya bagian ketiga tadabur : Berpikir dengan
menggunakan seluruh kemampuan akal dan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan
yang logis untuk mencapai pengertian yang baru.. apa sesungguhnya maksud
kalimat ini? mohon bantuan ilmu untuk memahami nya mas... jazakumullahu khairan
kathira.. salamualaikum warahmatullah..
Jawab :
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Sahabatku yang dirahmati Allah,
pertanyaan yang menarik untuk diulas, saya menuliskan pembahasan 3 hal
kemuliaan dalam agama tentang tafakur, tadabur dan muhasabah ini sesederhana
mungkin dengan maksud agar mudah dipahami, namun di sisi lain bagi sebagian
sahabat mungkin butuh keterangan yang lebih jelas. Oleh karena itu berikut
adalah penjelasan sesuai dengan pertanyaan sahabat kita:
Pertama yang anda tanyakan, konkret
aktivitas seperti apa yang bisa kita lakukan untuk mengamalkan ketiga hal
tersebut ?
Sebagaimana aktivitas muslim pada
umumnya seperti beri’tikaf di masjid, ketika qiyamul lail, atau kapan pun saja, ketika dalam kesendirian
hati-nya. Pada saat itu ia bertafakur tentang keagungan ciptaan Allah berupa
malam, atau sesuai yang anda dapati ketika itu yang semua adalah ciptaan Allah.
Manfaatnya di masa masa yang akan datang kita akan lebih mengerti keagungan
Allah menciptakan malam oleh karena akan dipergunakan sebaik-baiknya untuk
ibadah. Selain bertafakur juga bertadabur yaitu dalam hatinya berkata
”Seorang hamba di malam hari memiliki waktu untuk shalat tahajud sesuai
perintah Allah dalam Al-Quran”. Dengannya seorang hamba akan memiliki kesadaran
penuh bahwa di dalam malam ada hak untuk beribadah sholat malam (tahajud) Juga bermuhasabah
“sudahkah diri ini termasuk hamba yang bersyukur sedangkan Allah perintahkan
bersyukur dalam Al-Qur’an.” Dengan bermuhasabah amal ibadah seseorang
intensitasnya akan bertambah, dan grafiknya perlahan-lahan akan naik.
Untuk pertanyaan kedua saya sengaja
mengambil sebuah hadis dengan maksud mengambil makna secara bahasa berdasarkan
teks hadis yaitu berpikir, "berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan
janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah" untuk penjelasan hadis ini bahwa kita sebagai
makhluk berpikir, yaitu makhluk yang dilengkapi karunia pikiran diperintahkan untuk
berpikir, namun bukan berpikir yang bebas tanpa batas, ranah berpikir manusia
dibatasi dalam agama Islam ini, yaitu kita diberi ranah berpikir pada zona
makhluk, dan dilarang berpikir pada zona zat ketuhanan. Kenapa rasul
mengajarkan demikian ? pertama ; akal kita ini untuk memikirkan
pada area makhluk ini saja tidak akan pernah habis untuk dilakukan, di dalamnya
terkandung ilmu-ilmu Allah yang Maha Luas. “Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta
untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum
habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan
sebanyak itu (pula)". Kedua ; Allah telah menetapkan area
berpikir makhluk sedemikian rupa itu adalah untuk kemaslahatan dan keselamatan
makhluk itu sendiri. Akal manusia tidak pernah akan sampai jika memikirkan
dzatnya Allah, kita berfikir tentang Allah hanya sebatas pada sebutan-sebutan
yang baik untuk-Nya (asma’ul husna) dan hanya pada mengenal sifat-sifat Allah
yang wajib, mustahil maupun jaiz. Kalau manusia tetap memaksakan diri berpikir
pada ranah yang dilarang, maka akan menyebabkan dua kerusakan: pertama,
kerusakan secara fisik, akalnya bisa jadi rusak (jadi gila) kedua, kerusakan
non fisik yaitu kerusakan aqidah, berfikir tentang dzatnya Allah SWT, karena
kapasitas akal tidak mampu, maka orang yang beriman akan berpaling menjadi
ingkar (kafir). Naudzubillahi min dzalik.
Kemudian tentang masalah Tadabur: mengangan-angan
Al-Qur’an, bentuk angan-angan apa yang dimaksud? Mengangan-angan Al-Quran
(tadabburil qur’an) mempunyai dua pengertian, pertama mengangan-angan teks Al-Qur’an
atau ayat-ayat Al-Qur’an untuk diambil
pelajaran. Kedua mengangan-angan diri yang merupakan subyek dari Risalah Nabi
(Al-Qur’an), sudah sejalan dengan Al-Qur’an atau belum.
Selanjutnya penjelasan makna tadabur
secara istilah : “Berpikir dengan menggunakan seluruh kemampuan akal dan
dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang logis untuk mencapai pengertian
yang baru.” Ini maksudnya adalah ijtihad
seseorang dalam memperoleh sebuah hikmah dari setiap kejadian sesuai dengan
kondisi, situasi serta perkembangan zaman dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai
rujukan utama. Obyek tadabur adalah Al-Qur’an atau bisa apa saja yang merupakan
makhluk atau semua ciptaan-Nya. Itu semua karena kita diperintahkan untuk
menemukan hikmah-hikmah dari setiap sesuatu, karena setiap hikmah itu ada
kebaikan yang sangat banyak. Demikian penjelasan ini, kurang lebihnya mohon
maaf, Wallahu a’lam bisshowab.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Islam 100% Sempurna