Bismillahirrahmanirrahim,
sejenak mari kita simak Tafsir
Jalalain Surat Al-Kahfi 103 – 105
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالا (١٠٣)
Katakanlah: "Apakah akan Kami
beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
«قل هل ننبِّئكم بالأخسرين
أعمالاً» تمييز طابق المميز، وبيَّنهم بقوله:
(Katakanlah, "Apakah akan Kami
beritahukan kepada kalian tentang orang-orang yang paling merugi
perbuatannya?)" lafal A'maalan menjadi Tamyiz atau keterangan pembeda yang
bentuknya sama dengan Mumayyaz. Kemudian Allah swt. menjelaskan siapa mereka
yang merugi itu, melalui firman berikutnya.
الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ
أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا (١٠٤)
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia
perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka
berbuat sebaik-baiknya.
«الذين ضل سعيهم في الحياة
الدنيا» بطل عملهم «وهم يحسبون» يظنون «أنهم يحسنون صنعا» عملاً يجازون عليه
(Yaitu orang-orang yang telah sia-sia
perbuatannya dalam kehidupan dunia ini) amal perbuatan mereka batil tidak
diterima (sedangkan mereka menyangka) menduga (bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya) yang pasti mereka akan menerima pahala karenanya.
أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ
أَعْمَالُهُمْ فَلا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًا (١٠٥)
Mereka itu orang-orang yang telah
kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan
Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu
penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
«أولئك الذين كفروا بآيات
ربهم» بدلائل توحيده من القرآن وغيره «ولقائه» أي وبالبعث والحساب والثواب والعقاب
«فحبطت أعمالهم» بطلت «فلا نقيم لهم يوم القيامة وزنا» أي لا نجعل لهم قدرا.
(Mereka itu orang-orang yang kafir
terhadap ayat-ayat Rabb mereka) kafir terhadap bukti-bukti yang menunjukkan
kepada keesaan-Nya, baik berupa Alquran maupun lain-lainnya (dan kafir terhadap
perjumpaan dengan Dia) ingkar pada adanya hari berbangkit, perhitungan amal
perbuatan, pahala dan siksaan (maka hapuslah amalan-amalan mereka) yakni
ditolak (dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi amalan mereka pada hari
kiamat) Kami tidak menganggap sama sekali amal perbuatan mereka.
Kita kadang kala menjumpai seorang
yang mengaku beriman kepada Allah SWT. alias mengaku beragama Islam namun belum
menjalankan kewajiban-kewajiban sebagai seorang muslim, namun ia adalah seorang
yang baik amalnya pada sisi hablum minannas (hubunngan sesama manusia).
Pernah juga kita menjumpai seorang
yang berbeda keyakinan dengan kita alias menganut agama selain Islam, akan
tetapi ia juga seorang yang baik amalnya terhadap sesama manusia. Mereka senang
membantu sesama : Bersedekah, memberi makan orang miskin, ringan tangan
membantu untuk kepentingan bersama, sopan – santun, tutur kata dan sikapnya
tidak pernah menyakiti orang lain.
Yang menjadi pertanyaan, apakah amal
kedua orang tersebut diterima oleh Allah SWT?
Mereka dikatakan adalah orang-orang
yang paling merugi amal perbuatannya, mereka mengira telah berbuat baik namun
sebenarnya amalnya sia-sia belaka. Lalu karena apa?.
Yang pertama karena mereka itu
orang-orang yang berbuat kufur, dia adalah orang Islam yang beramal kebaikan
namun diri masih terjerumus pada tindakan kekufuran yang terang atau
tersembunyi dalam hati. Yang terang sebagai contoh ia tidak menjalankan
kewajiban sholat 5 waktu ini bertentangan dengan ayat Allah (kafir terhadap
ayat-ayat Rabb) tentang perintah sholat. Kufur, yang tersembunyi sebagai contoh
seseorang yang terpeleset keyakinannya bahwa didunia ini masih ada penolong dan
pelindung selain dari Allah (kafir terhadap bukti-bukti yang menunjukkan kepada
keesaan-Nya ) ini bertentangan juga dengan firman Allah, ini adalah syirik
khofi yang jika berlangsung terus tanpa ada taubat dapat menyebabkan kekufuran.
Yang kedua karena mereka adalah orang
yang kafir (Tidak mempercayai Allah, Tuhan orang Islam). Dari segi keyakinan ia
tersesatkan sehingga jelaslah dia tidak mempercayai adanya Al-Qur’an, Nabi
Muhammad dan apa yang datang darinya.
Semua amal kebaikan keduanya dihapus
oleh Allah dan tidak dinilai perhitungannya diakhirat . hanya orang-orang
berimanlah yang diterima amalnya dihadapan Allah SWT.
Sikap kita meliahat hal demikian, yaitu
dengan berbaik sangka tentang betapa luasnya kesempatan yang Allah berikan untuk bertaubat bagi hamba yang tersesat jalan
dan ada keinginan untuk memperbaiki diri, saraya kita mendoakan mereka untuk
menjadi lebih baik.
Semoga kita senantiasa digolongkan
hamba Allah yang senantiasa memegang teguh iman dan bertakwa kepada-Nya
dimanapun kita berada. Amiin.
Islam 100% Sempurna