Individu muslim adalah pengajak
ajaran Islam terhadap orang lain, baik yang sudah memeluk Islam maupun belum,
maka ajakan atau seruan kepada Islam merupakan kewajiban individu setiap
muslim, menyeru supaya masuk Islam secara kaffah, maupun menyeru untuk
meningkatkan ketakwaan dan meninggalkan kemaksiatan.
Da’i atau seorang penda’wah lebih
dipahami oleh masyarakat umum adalah sebagai seorang penceramah, padahal ini
adalah makna yang sempit bagi seorang da’i. Da’i secara bahasa berarti orang
yang mengajak, dalam konteks mengajak, ajakan bisa dengan berbagai cara, baik
itu dengan mengajak secara langsung ke individu, melalui media pendidikan,
majelis taklim, tidak hanya melalui metode ceramah saja. Namun kita harus pandai
memilih cara yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi. Ada berbagai cara
orang dalam berda’wah, sebagaimana tersebut sebelumnya, yang perlu menjadi
catatan besar bahwa kesemua cara dalam berda’wah utamanya supaya disertai keteladanan dari si penda’wah dan dengan
cara yang makruf (baik).
Keteladanan ditinjau dari bentuk
pengamalannya terdiri dari keteladanan lahiriyah dan batiniyah. Keteladanan lahiriyah
adalah ajakan kearah kebaikan yang berupa contoh-contoh amal lahir (yang terbaca)
oleh indera. Orang tua mengajak anak sholat, mengaji Al-Qur’an, belajar atau menuntut
ilmu, sudah barang tentu orang tua telah melakukan jauh sebelumnya, yaitu anak
sering melihat orang tuanya melakukan shalat, membca Al-Qur’an atau mendapati
orang tua tekun belajar. Yang kedua adalah keteladanan batiniyah yaitu
keteladanan yang timbul dari hati yang tidak dapat ditangkap oleh indra, keteladanan
ini tidak perlu diketahui oleh indera, akan tetapi Allah sendiri yang akan
menuntun seseorang meniru prilakunya. Keteladanan inilah yang kadang hilang
bagi seorang penda’wah. Seorang penda’wah yang memiliki sifat rendah hati
(tawadu'), kejujuran, sabar ikhlas, itu orang tidak perlu melihat dengan indra tentang itu, akan tetapi orang akan mengikuti
dengan sendirinya atas kehendak Allah. Akan lahir generasi-generasi yang rendah
hati, jujur, sabar dan ikhlas dari guru yang rendah hati (tawadu'), jujur,
sabar dan ikhlas pula.
Tujuan utama da’wah adalah mengajak
terhadap manusia secara umum untuk menapaki jalan kebenaran yaitu ajaran-ajaran
Islam. Nabi Muhammad saw. adalah teladan dalam berda’wah yang sangat penting
untuk diikuti, menerapkan cara berda’wah yang mempertimbangkan aspek lahir dan
batin dalam keteladanan adalah sesuai dengan tuntunan sang Nabi. Kita bisa
memulai dari lingkup terkecil yaitu terhadap keluarga kita, anak, istri,
terhadap teman-teman kita, tetangga kita.
Seorang guru terhadap muridnya,
seorang tokoh masyarakat terhadap masyarakatnya, dan sesuai dengan peran kita
hidup di tengah-tengah kelompok masyarakat. Sebagai da’i bukanlah sebuah
profesi untuk ladang mencari uang, dengan terpancing dengan keinginan-keinginan
yang sesat, seperti ingin populer (terkenal), disegani, dihormati (gila
kehormatan) karena semua itu adalah jauh menyimpang dari tujuan da’wah.
Wallahua’lam
da'wah - Islam 100% Sempurna
Artikel keren lainnya: