Rahasia keberkahan kitab ulama salaf terletak
pada keikhlasan pengarangnya, faktor keikhlasan di hati menjadi faktor
terpenting, keikhlasan mengandung makna memurnikan dalam hati terhadap kitab
yang dituliskannya hanya untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. secara
sempurna. Untuk ukuran kesempurnaan ikhlas itu yang tahu hanyalah Allah, namun
itu bisa diukur sebab perbuatan dan pengorbanan seseorang.
Tidak hanya ikhlas seorang ulama’ salaf
juga memelihara sifat waro’ yaitu senantiasa berhati-hati terhadap dirinya
supaya tidak kemasukan sesuatu yang haram, atau melakukan yang diharamkan Allah
SWT.
Berikut adalah sebuah kisah yang
menginspirasi kita sebagai generasi berilmu yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan
karena Allah SWT. Cerita di ambil dari akun fb LIRBOYO.
Imam Ibnu Ruslan menyelesaikan
penulisan kitab Zubad di atas sebuah kapal yang berlayar di laut lepas. Beliau
di situ bersama banyak orang. Di saat orang lain tidur, makan dan minum, beliau
sendirian sibuk merampungkan kitab berupa syair-syair dalam fan fikih tersebut.
Pada saat kitab Zubad selesai
ditulis, Imam Ibnu Ruslan mengikatkan batu di bagian atas dan bawah kitab itu.
Beliau ingin melempar kitab itu ke laut. Orang-orang di kapal saat melihat itu
segera mencegahnya. Mereka merasa sayang, hasil kerja keras tulisan buah karya
seorang ulama dibuang begitu saja. Namun beliau tetap bersikukuh dengan
niatnya.
"Biarkanlah. Jika kitab
karanganku ini benar-benar ditulis ikhlas karena Allah, air laut tidak akan
mampu merusaknya." kata beliau mantap.
Imam Ibnu Ruslan yakin akan kebenaran
firman Allah dalam surat Al Qashash ayat 88,
كل شيء هالك إلا وجهه
Sebagian ahli tafsir mengartikan ayat
tersebut dengan, setiap apapun akan hancur binasa kecuali diniatkan ikhlas
karena Allah.
Disebabkan keikhlasan pengarangnya,
ombak berhasil membawa kitab tersebut ke tepi laut. Di tempat tersebut ada
banyak nelayan mencari ikan. Kitab tersebut atas takdir Allah akhirnya
tersangkut di jaring salah satu nelayan.
Nelayan tersebut kemudian membawa
kitab yang ditemukannya diserahkan kepada salah seorang ulama di daerah itu.
Ulama itu menerima kitab misterius tersebut dengan perasaan takjub.
Akhirnya dibacalah lembar demi lembar
kitab yang diterimanya itu. Dia kagum dengan keindahan susunan dan bobot
kualitas kitab madzhab Syafi'i itu. Ulama tersebut lantas memerintahkan untuk
menulis dan menyebarluaskan kitab asing tersebut. Akhirnya kitab tersebut
berkat keikhlasan pengarangnya, tersebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk di
Indonesia.
Hal itu disitir oleh Ibnu Ruslan
dalam Zubadnya,
والله أرجو المن بالإخلاص ¤ لكي يكون موجب الخلاص
* * *
Seperti itulah keikhlasan ulama-ulama
terdahulu. Mereka menomorsatukan keikhlasan dalam mengarang kitab. Tidak ada
pikiran meraih popularitas atau keuntungan materi melalui royalti.
Ulama salaf berhasil memadukan antara
ilmu dengan amalnya. Itulah rahasia kitab-kitab ulama salaf penuh berkah dan
terus dibaca dan menginspirasi dari generasi ke generasi di berbagai
universitas dan pesantren di seluruh dunia.
Ini sebagai bahan media introspeksi
diri kita yang disaat ini kita dimudahkan dengan media canggih untuk membuat
sebuah karya tulis. Karena untuk mencetak dan mempublikasikan itu sangat mudah,
keikhlasan dalam berkarya itu yang sangat sulit, sering kali kita terpengaruhi
oleh hal-dunia seperti materi dan popularitas dari hasil karya kita. Ya Allah
semoga Engkau selamatkan hati kami, Engkau karuniakan keikhlasan di hati setiap
penulis / penyusun / pengarang ilmu-ilmu Mu yang Maha Lusa, terutama ilmu
Agama.
Kisah - Islam 100% Sempurna
Artikel keren lainnya: