Hadirin yang dimuliakan Allah,
Marilah kita syukuri karunia Allah
yang maha luas, banyak dan tak terhitung ini, siang malam yang kita terima, dan
Allah tidak pernah hitung-hitung dalam karunianya. Dengan ucapan kita dalam
hati yang tak henti henti “Alhamdulillahirobbil ‘alamin.”
Dan marilah juga terus kita pupuk
rasa kecintaan kita kepada bagi Nabi Muhammad saw. nabi terakhir yang terbaik,
memiliki umat terbaik dan terbanyak, Nabi yang memiliki sifat dan karakter mulia,
sebagai Uswatun Hasanah bagi umat hingga kir zaman, dengan ucapan do’a kita
Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammd wa’ala alih.
Hadirin pilihan Allah,
Saya yakin yang hadir saat ini,
berkumpul bersama di majelis ini, duduk berzikir dan mendengarkan nasihat-nasihat
di majelis ini adalah manusia-manusia pilihan Allah SWT. karena apa? Kalau
Allah menghendaki hambanya itu baik maka akan diarahkan dirinya pada masjid,
majelis-majelis zikir dan didekatkan ia kepada ‘ulama’ atau guru yang akan
mengajarkan ilmu kepadanya.
Sejenak mari kita renungkan fenomena
di sekitar kita saat ini, bagai mana budaya orang-orang di sekitar kita?, apa
yang menjadi kegemaran mereka saat ini?, bagaimana ia bersikap dan berpakaian?
Atau mungkin merenungkan diri kita sendiri tentang itu, pada posisi mana kita
berada?.
Hadirin rakhimakumullah.
Zaman ke zaman selalu berubah,
anak-anak muda kita hidup di zaman yang sudah
sangat berbeda dengan zaman kita dulu, fenomena yang kelihatan saat ini adalah
tren anak muda sekarang bermain hand phone dengan aneka gadget dan jejaring
sosialnya, facebook tweeter dll. Menonton televisi berjam jam mengikuti acara
sinema, sinetron, film yang menjadi favorit mereka atau hanya sekedar menoton
lawak dan menonton permainan sepak bola. Berjam jam duduk untuk bermain Games
Online / Ofline.
Di luar sana kita juga mendapati
sejumlah anak muda dengan gaya rambut berdiri, jambul yang terkesan acak-acakan
lengkap kaos ketat dan celana jin pendek di bawah lutut. Di jalan-jalan dan
tempat keramaian sering kita jumpai banyak sekali pemudi menggunakan celana
panjang super ketat (katanya jadi tren saat ini). Ironisnya lagi, pemudi-pemudi
muslim ikut pakai celana ketat tetapi berkerudung, yaitu suatu sikap yang bodoh
dalam mengartikan menutup aurat.
Itulah fenomena yang kita hadapi saat
ini, 100 persen apa yang tergambar tersebut adalah menjiplak prilaku budaya
barat, dan mencampakkan budaya ketimuran hingga sifat dan karakternya berubah.
Hilang bagi mereka sifat ramah, sopan dan sederhana yang menjadi budaya
ketimuran. Lalu bagaimana membangun kembali budaya ketimuran dengan kemuliaan
akhlaknya, membangun sifat dan karakter mulia yang sesuai ajaran agama islam,
jika keadaan sudah seperti ini?
Hadirin rakhimakumullah.
Untuk membangun dan memperbaiki
kembali seperti ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Membangun
karakter islami pemuda dan masyarakat
ada beberapa hal yang perlu untuk dilakukan :
Pertama : Berdo’a memohon kepada Allah supaya
masyarakat, yang juga di dalamnya ada pemuda supaya semua mendapat petunjuk
oleh Allah SWT. do’a senantiasa kita dahulukan dan mengutamakannya, ini sesuai
yang telah dilakukan nabi, nabi selalu mendoakan umatnya Yat belum mendapat
petunjuk, bahkan bagi mereka yang belum beriman. Do’a beliau “Allahumahdi Qoumi
fainnahu la ya’alamun.” Ya Allah berikanlah petunjuk kepada kaumku sesungguhnya
mereka (berbuat demikian karena) tidak mengerti. Do’a ini dilakukan terus
menerus, hingga yang dimaksud mendapatkan petunjuk.
Kedua : Membangun komitmen dalam berakidah. Maksudnya
bersungguh-sungguh dalam berakidah adalah bahwa kita hidup berinteraksi penuh
dengan aqidah, hendaklah menjadikan aqidah ini menjadi lebih mahal daripada
dunia seisinya. Kita hidup dengan akidah, mati dalam memegang teguh akidah,
rela karena akidah dan marah pun karena akidah.
Dalam membangun komitmen berakidah ini contohnya menanamkan di hati anak-anak
kita, pemuda-pemuda kita untuk meninggalkan HP, mematikan TV, di saat-saat
tertentu, saat waktunya azan untuk sholat, saat waktu untuk belajar, atau saat
waktu istirahat. Menasihati untuk meninggalkan pekerjaan yang tidak atau kurang
bermanfaat, seperti meninggalkan bermain Games yang terlalu sering, diisi
dengan belajar ilmu agama pada guru dan mengaji Al-Qur’an.
Berkomitmen dalam berakidah ini adalah
menanamkan ambisi-ambisi yang luhur, seperti dalam melakukan sholat, kita tidak
rela kecuali dengan sholat yang paling sempurna, paling khusu’ dan paling
bagus. Dalam menuntut ilmu kita tidak rela jika tidak memahami islam secara
menyeluruh (kaffah).
Ketiga : Membangun komitmen dalam
berpenampilan. Hendaknya yang utama dan pertama dalam berpakaian adalah menutup
aurat dengan sempurna, terlebih bagi Muslimah remaja atau dewasa, kita tanamkan
rasa malu jika membuka auratnya dengan menggunakan pakaian yang serba mini, pakan
ketat yang itu semua sebenarnya adalah bukan budaya kita. Menanamkan rasa takut
akan siksaan Allah SWT. karena membuka aurat.
Hendaknya kita menggunakan pakaian
yang rapi, indah dan menarik, sehingga, di hadapan manusia kita dipandang
sebagai seseorang yang syarat dengan nilai-nilai religi. Rasulullah saw.
bersabda “Innallaha amilum yukhibbul amal.” Sesungguhnya Allah itu Maha Indah
dan menyukai keindahan. Juga Rasulullah bersabda di tengah-tengah para sahabat
: Perbaikilah kendaraan dan pakaian kalian. Sehingga kamu kelihatan seolah-olah
menjadi aroma yang tersebar ditengah-tengah manusia.(HR. Abudaud, Amad dan
Hakim).
Keempat : Memberikan arahan dan melakukan
pantauan dalam penggunaan teknologi. Memang tidak kita pungkiri teknologi
berkembang begitu pesatnya, kita serta-merta jangan marah-marah jika anak lalai
dalam sholat, belajar dan tugas yang lain lantaran disibukkan dengan HP
barunya. Kita hendaknya pertama memberikan arahan supaya menggunakan teknologi
untuk hal-hal yang bermanfaat, sepeti mengali informasi tentang pengetahuan tertentu,
sarana bersilaturrahmi dll. Menggunakan HP tidak boleh mengalahkan kewajiban
yang lain, Sholat, Menai, belajar dll.
Hadirin rakhimakumullah.
Terhadap pengaruh budaya barat kita
ambil yang bernilai positif saja seperti dalam hal kedisiplinan, menghargai
waktu, ketelitian, keuletan dll. Jangan meniru hanya dari sisi luarnya saja, penampilan
cara berpakaian, cara menata rambut.
Membangun karakter Islami itu dimulai
dari diri sendiri dan keluarga. Jika seluruh keluarga-keluarga di lingkungan kita
memelihara nilai nilai keislaman, maka akan terciptalah suatu masyarakat yang
berkarakter islami. Di Indonesia jika mayoritas masyarakatnya memiliki karakter
mulia yang mencerminkan nilai keluhuran islam maka Indonesia akan memadai Negri
Makmur yang baik yang masyarakatnya mendapatkan ampunan dari Allah SWT. “Baldatun
toyyibatun warobbun ghofur.”
Hadirin rakhimakumullah.
Sekali lagi, marilah kita singsingkan
lengan baju kita, kita tinggalkan pengaruh-pengaruh barat yang tidak sesuai
dengan ajaran islam da budaya ketimuran yang dapat merusak moral dan karakter
bangsa. Masih banyak contoh baik untuk membangun diri dan bangsa kita menuju masyarakat
yang berkarakter Islami. Semoga Allah SWT. senantiasa memberi petunjuk pejalan yang
lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah dikaruniai nikmat oleh-Nya.
Akhir kata, kurang lebihnya mohon
maaf sebesar-besarnya. Wabillahi taufiq wal hidayah, ihdinas shirotol mustakim.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Kata kunci :
pidato islam
pidato islami
pidato agama islam
teks pidato agama
islam
islam 100 % sempurna