Hakikat taubat merupakan suatu kewajiban bagi setiap individu
muslim kapan saja, karena Allah SWT berfirman “bertaubatlah kalian semua” yakni
yang menjadi sasaran khitob ayat ini adalah semuanya. Taubat adalah
permulaan jalan bagi orang yang menuju Allah (salik) dan kunci
kebahagiaan bagi orang yang belajar mendekat pada Allah. Hakikat taubat adalah kembalinya
seorang hamba dari jalan yang menyimpang ke jalan yang lurus dengan memenuhi
rukun, prinsip dan kesempurnaannya.
Kapan seseorang memulai bertaubat? Jawabnya tegas SAAT INI
JUGA! jika belum memulainya, dan jangan sekalipun menunda-nunda waktu untuk
bertaubat. Kenapa? Jelas karena perintah Allah SWT., jawaban ini belum cukup
juga? Sadarilah bahwa anda mulai terlahir ke-dunia ini pasukan setan yang namanya
sifat kebinatangan, kebuasan, kesetanan, dan ketuhanan* ini telah terlebih
dahulu bercokol di hati anda. Sifat-sifat ini yang melahirkan dosa-dosa
walaupun sebelum balig dosa anak ditanggung orang tua, namun setelah balig
dimana akal kamu masih belajar mengenali kebaikan dalam Islam (Syariah), jadi
kebaikan kita masih kalah start dengan
setan. Kita telah memulai dosa sedari balig walau kita tidak tahu seberapa dosa
kita karena hakikat dosa Allah yang tahu, kita tidak menyadari itu? Kenapa kita
harus menunda taubat, sedangkan dosa itu jelas terkumpul!?
Taubat dalam konteks sekarang berarti meninggalkan
dosa-dosa, untuk hari esok berarti membangun tekat yang kuat
untuk terus tidak melakukan dosa-dosa, sedang untuk masa lalu artinya berupaya
semaksimal mungkin untuk memperbaikinya. Ketiga hal tersebut adalah hal
yang meski ada dalam hati dan pandangan bagi orang yang bertaubat untuk menuju
kesempurnaan taubat.
Rasulullah SAW yang mulia akhlaknya mencontohkan bagaimana
seorang hamba bertaubat terhadap dosa yang telah lalu di antaranya :
1.
Memperbanyak membaca Istigfar.
Rasulullah SAW dalam sehari semalam
tidak kurang dari 100 kali membaca istigfar. Rasulullah SAW bersabda “ beristigfarlah
kepada Allah dan bertaubatlah kepada-Nya, sesungguhnya akupun beristigfar
kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya setiap hari seratus kali dan lebih dari
seratus kali”. (H.R. Ahmad, Thabrani). Istigfar adalah lafal do’a minta
ampun kepada Allah.
Ada banyak sekali do’a minta ampun kepada Allah SWT
(istigfar), Bacaan istigfar yang paling pendek adalah: Astagfirullahal ‘adzim. أَسْتَغْفِرُاللهَ
العَظِيْمِ
Ada juga seperti berikut ini :
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَتُبْ
عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
Ya
Allah ampunlah dosaku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun
Lagi Maha Penyayang. (ada dalam rangkaian Rotibul Hadad)
Atau istigfar yang disertai
dengan memintakan ampun pada dosa orang tua, orang-orang yang dalam
penanggungan kita, kepada kaum muslimin laki-laki dan perempuan.
أَسْتَغْفِرُاللهَ
الْعَظِيْمَ لِى وَلِوَالِدَيَّ وَلِاَصْحَابِ الْحُقُوْقِ وَاجِبِةِ عَلَيَّ
وَلِجَمِيْعِ مُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتْ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتْ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
Bisa juga kita membaca sayidul Istigfar
termasuk istigfar yang utama :
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا
عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ
شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي
فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tiada Ilah
yang haq melainkan Engkau. Engkau telah menciptakanku, aku adalah hamba-Mu, aku
di atas perjanjian-Mu sesuai kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari
kejelekan amalanku. Aku mengakui nikmat-nikmat-Mu yang Engkau anugerahkan
kepadaku, aku mengakui dosa-dosaku. Ampunilah aku karena sesungguhnya tidak ada
yang mengampuni dosa-dosaku melainkan Engkau.” (HR. Al-Bukhari)
Do’a setelah
selesai wudu juga do’a minta ampun kepada Allah, maka biasakan berdo’a selepas
wudu.
اَشْهَدُ اَنْ لَااِلٰهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ
لَهٗ وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهٗ، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِيْ
مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ، وَجْعَلْنَيْ مِنَ
عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَبِحَمْدِكَ اشْهَدُاَنْ
لَااِلٰهَ اِلَّاَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ.
"Aku bersaksi tiada Tuhan
melainkan Allah yang Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa
Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku orang
yang ahli taubat, dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan
hamba-hamba-Mu yang shaleh." Bisa
juga kita menggunakan istgfarnya nabi Adam alaihi salam :
رَبَّنَا
ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ
الْخَاسِرِينَ
'Robbana dholamna anfusana
wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin' (QS. Al A'raf 7 :
23) Artinya : Ya Allah , kami telah
mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati
kami tentulah kami menjadi orang yang rugi. Dari
semua bacaan istigfar diatas anda tinggal memilihnya, juga bisa memilih untuk
semuanya.
2.
Melakukan Sholat Taubat
Niat sholat taubat anda bisa lihat padat
tata cara sholat sunah di sini. dilakukan ditengah malam
beserta sholat tahajud, setelah itu bernunajah Marilah kita merenung sejenak berapa banyak dosa yang kita lakukan bersamaan
dengan hembusan nafas dan detak jantung kita? Dan
sudahkah kita sadari bahwasannya ada banyak dosa pada dirikita, dan disaat kita
menyadari akan sebuah dosa lalu kita memohon ampun kepada Allah dengan penuh
penyesalan dan dibarengi dengan tetesan air mata kerinduan akan pengampunan
dari Allah. Menangislah!!! menangislah ditengah kesendirianmu, menangislah karena
taubat.
3.
Ringan meminta maaf dan senang
memaafkan.
Dosa-doas yang ada hubungannya dengan
haqul adami (hak anak Adam) yakni sesama manusia maka wajib baginya
untuk meminta ma’af. Ini termasuk bagian dari taubat.
Apa yang disebutkan dalam 3 nomor diatas hanyalah sebatas upaya
semaksimal mungkin untuk memperbaiki dosa dimasa yang telah lalu. Menyempurnakan
taubat juga fokus pada hal saat ini dan akan datang, dalam kotek saat ini
atau sekarang harus komitmen untuk menggantikan
dosa-dosa dengan kebaikan-kebaikan.
Tidak lagi melakukan dosa-dosa dengan bentuk usaha dan upaya semaksimal mungkin
yaitu tentunya akan diantarkan oleh
cahaya ilmu tentang kebenaran dengan jalan terus mencari ilmu pada guru serta cahaya
hidayah Allah SWT. Taubat dalam konteks untuk hari esok berarti membangun
tekat untuk menjadi seorang hamba yang diridoi oleh Allah SWT.
* 4 sifat-sifat tersebut akan dijelaskan dalam halaman
tersendiri Insyaallah