Sudah menjadi takdir Allah SWT dan nash dalam Al-Qur’an bahwa manusia diciptakan Allah SWT supaya beribadah
kepadanya dengan penuh keikhlasan, jadi tugas inti sebagai seorang hamba yang
menjadi sunnatullah adalah beribadah kepada-Nya. Wama Kholaqtul Junna wal
Insa Illa liya’budun Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
untuk beribadah kepadaku. Lalu bagaimana caranya agar semua aktivitas kita di
dunia ini menjadi ibadah ? dan bagai mana cara kita menghindarkan diri dari
hal-hal yang merusak pahala ibadah ?
Perlu kita ketahui bahwa amal ibadah
itu ada aturannya, ketentuan dan akhlaknya, ibadah itu tidak asal
atau hanya ikut-ikutan saja. Kita belajar ilmu fikih untuk mengetahui tata cara
beribadah baik yang Mahdhah maupun yang ghoiru Mahdhah. Ibadah Mahdhah,
artinya penghambaan yang murni hanya merupakan hubungan antara hamba
dengan Allah secara langsung. Ibadah Ghairu Mahdhah, (tidak murni semata
hubungan dengan Allah) yaitu ibadah yang di samping sebagai
hubungan hamba dengan Allah juga merupakan hubungan atau interaksi antara
hamba dengan makhluk lainnya.
Belajar akhlak Ibadah untuk
mempelajari sikap dan kesopanan kita dalam beribadah menghadap Allah terkait masalah
khusyu’, tawadu’ dan tadaru’, serta
bagaimana menata hati kita. Penting juga untuk menata niat kita bahwa ibadah
itu bukan karena siapa-siapa dan untuk apa-apa, tapi ibadah itu untuk Allah dan
karena Allah. Ibadah ikhlas karena Allah adalah sebuah upaya besar seorang
hamba untuk menjadi hamba yang bersyukur dan mencapai puncak kenikmatan Ibadah
suasana ketengan hati menghadap / berjumpa Allah Yang Maha Tinggi sebelum
berjumpa dan menghadap zat Allah Yang Maha Indah di Akhirat Kelak.
Marilah
kita cermati arti firman Allah berikut :
Katakanlah:
Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
"Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa".
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah
ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya". [Al-Kahfi : 110].
Amal saleh yang dimaksudkan adalah
seluruh Ibadah yang mahdhah maupun yang ghoiru mahdhah, yang
berhubungan dengan Allah langsung atau hubungan dengan Allah yang melalui hamba
Allah yang lain. Setiap kebaikan atau amal shalih dalam Islam dinilai
sebagai ibadah dan kelak akan mendapatkan balasan kebaikannya baik di dunia ini
maupun kelak di Akhirat. Lalu bagaimana caranya agar semua aktivitas kita di dunia
ini menjadi ibadah ? dan bagai mana cara kita menghindarkan diri dari hal-hal
yang merusak pahala ibadah ?
Untuk menjadikan semua amal kebaikan
menjadi Ibadah yang diterima Allah dan terhindar dari kemusrikan syaratnya
pertama harus Islam
dan beriman dulu, karena tidak akan diterima kebaikan-kebaikan orang yang tidak
beriman. Sebagai contoh ada seseorang baik tingkah lakunya, sopan santun
tuturnya dan tidak pernah menyakitkan, suka memberi (dermawan), baik terhadap
tetangga dan kebaikan-kebaikan yang lainnya ia lakukan akan tetapi dia belum
termasuk orang yang Mu’min (beriman) atau dia belum menjalankan Islam dengan
sebenarnya dan menyeluruh. Maka semua amalnya tidak dianggap sebagai ibadah dan
tidak bernilai sama sekali dihadapan Allah, orang seperti ini akan kecewa kelak
diakherat kara tidak menemukan balasan amal kebaikannya disana.
Kedua semua amal
harus disertai niat yang lurus hanya tertuju kepada Allah. Ibadah yang diikuti
karena hal-hal yang lain bukan selain Allah maka ibadah tersebut mardud
(tertolak) dan dalam kajian ilmu tasawuf hal tersebut termasuk bentuk syirik
khoffi (kemusyrikan yang terselubung / tersamarkan). Hal seperti sangat
berbahaya karena kadang menimpa pada seseorang dengan tidak disadarinya. Konsep
untuk menghindari hal tersebut nabi kita telah mengajarkan kita supaya membaca
basmalah setiap hendak melakukan perbuatan baik apapun, karena disini kelurusan
niat lebih utama daripada amal itu sendiri.
Orang yang banyak salat di malam dan
siang harinya karena niat supaya dipuji orang lain sebagai Ahli Ibadah maka salatnya
tertolak. Orang yang suka bersedekah kepada orang lain karena ingin disangka
orang sebagai sang dermawan maka sedekahnya ditolak. Dan masih banyak contoh
lagi amal-amal yang salah niatnya.
Ingat dalam beribadah jangan salah
niat karena ini menjadi kunci pertama dan utama dalam setiap ibadah, yang menjadi ruh
dari ibadah. Semua amal kebaikan kita sehari-hari yang dinilai Allah sebagai bentuk penghambaan (ibadah) harus didahului iman dahulu baru beramal disertai niat yang ikhlas karena Allah SWT.
"Makna
ibadah yang sebenarnya adalah ibadah yang akan menambahkan kita semakin
tawadhu’ dan senantiasa merasa kurang (faqir)".