Hati secara dhohir kesehatannya sangat dipentingkan, secara ruhi
kesehatannya lebih teramat penting. Kesehatan hati secara dhohir dipentingkan
untuk kesehatan seluruh anggota badan yang lain dan hanya sebatas kehidupan di dunia
saja, sedangkan kesahatan hati secara ruhi sangat penting sekali untuk keselamatan
secara ruhi ketika didunia hingga di akhirat. Kenapa demikian? Mari kita simak
beberapa hal dibawah ini:
Pertama: Hati Akan
Diminta Pertanggung Jawabannya di akhirat.
Sebagaimana seluruh anggota tubuh kita akan dimintai pertanggungjawaban,
pendengaran, penglihatan dan termasuk hati. Kenapa hati diminai pertanggungjawaban?
Apakah hati memiliki perbuatan? Ya sebagaimana telinga bisa mendengar, mata
bisa melihat, hati pun punya perbuatan karena hati bisa merasa rendah hati atau
sebaliknya merasa sombong, pemaaf atau sebaliknya pendendam, iri dengki atau
sebaliknya ridho dan masih banyak lagi perbuatan hati yang lain.
Janganlah perbuatan hati ini dianggap ringan dari pada yang lainnya,
hendaknya kita mengambil pelajaran dari sejarah setan dimurkai Allah dan
dikehendaki di neraka untuk selamanya, yaitu karena kesombongan dalam hatinya yang
terlahir dalam perbuatannya dan kata-katanya.
Sungguh nanti hati ini akan dimintai pertanggungjawaban, dan
manusia akan banyak tertipu oleh setan pada masalah hati ini. Hendaknya kita
renungkan dalam dalam firman Allah SWT. berikut: “Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan HATI, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya” (Al-Isro’[17]:
36).
Rasulullah SAW juga sangat memperhatikan masalah hati ini dan
menjadi titik tekan ajaran pada umatnya, karena masalah hati ini adalah ruh
daripada Islam itu sendiri. Rasulullah bersabda : “Ketahuilah, sesungguhnya di
dalam tubuh ada segumpal daging. Bila ia baik maka akan baiklah seluruhnya, dan
jika ia buruk maka buruklah seluruhnya, Ia adalah HATI.” (HR. Bukhori dan
Muslim).
Seluruhnya mengandung pengertian seluruh perbuatannya, jika hati
buruk maka amal perbuatannya yang lain juga ikut buruk, anda bisa mengangan
angan dan menilai sendiri akan hal ini.
Kedua: Menghadap
(perjumpaan) dengan Allah SWT. Dengan hati yang bersih (sehat).
Siapa seorang hamba yang tidak ingin mengharap berjumpa dengan
Tuhannya, melihat ke Maha Indahan Tuhannya Allah Azza Wajalla. Allah tidak meng
izinkan hambanya menghadap kepada-Nya dengan hati yang kotor. Kita hendaknya
merenungkan ayat Allah ” Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhan-nya
maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan
dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhan-nya.”
(Al-Kahfi [18]: 110)
Dalam firman Allah tersebut di atas ada dua kalimat penting jika
seseorang ingin atau berharap pertemuan dengan Allah, pertama amal shalih
(kebajikan) kedua ibadah dengan tidak menyekutukannya. Sungguh kedua hal
tersebut menjadi syarat diterimanya adalah dilakukan dengan HATI yang TULUS
(ikhlas) karena Allah. Inilah yang menjadi bukti bahwa hati yang bersih adalah
menjadi keharusan bagi seorang hamba yang ingin mengharapkan perjumpaan dengan
tuhannya. Hal ini juga dikuatkan dengan firman Allah " Di hari harta dan
anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang MENGHADAP ALLAH DENGAN
HATI YANG BERSIH” (As-Syu’aro’[26]: 88-89).
Dari sini maka hendaknya
meyakini akan hal ini, yaitu tentang pentingnya peranan hati bagi seorang hamba
di hadapan tuhannya, sehingga ada upaya untuk memelihara, menjaga dan memperbaiknya.
Ketiga: Hati
mempengaruhi kemaslahatan kehidupan dunia.
Kedua hal yang telah dijelaskan diawal keduanya berkaitan dengan
hal hari pembalasan (akherat), selain itu hati juga punya pengaruh besar bagi
kemaslahatan umat. Kemaslahatan adalah suatu kebaikan yang menyangkut orang
lain, mulai kelompok terkecil keluarga, masyarakat, hingga berbangsa dan
bernegara.
Hati seorang diri yang baik akan membawa pengaruh positif pada
orang-orang terdekatnya seperti hubungan antara ayah, ibu anak dalam sebuah
keluarga. Dari keluarga yang berisikan anggota keluarga dengan hati yang baik
baik akan berpengaruh positif terhadap tetangganya. Sehingga akan terbentuk
kelompok-kelompok umat dengan hati-hati mereka yang sehat, dari situ akan terpancar
cahaya kebahagiaan yang itu semua adalah buah dari maslahah.
Jika yang terjadi sebaliknya maka kemaslahatanpun akan terganggu,
kedamaian terusik dan keamanan tidak akan pernah terjamin karena buruknya hati
orang-orang ketika itu. Kedua hal ini bisa meluas hingga ketingkaat yang paling
luas, berbangsa dan bernegara.
Penting yang perlu dimengerti satu
orang dengan hati yang sehat/bersih minimal akan mempengaruhi orang yang
dibawah penanggungannya seperti anak dan istri dan orang-orang yang ada
dikeluarga tersebut. Untuk mencipta kemaslahatan dengan hati yang bersih ini
dimulai dari INDIVIDU masing-masing muslim, karena mereka mempunyai peranan dan
pengaruh yang berbeda dalam sosial kemasyarakatan. Wal hasil mulailah dari diri
sendiri untuk menciptakan kemaslahatan dengan hati yang bersih. Semoga Allah
SWT. menetapkan hati kita yang mempunyai sifat membolak balik ini dalam
ketetapan ajaran-Nya yaitu ajaran Islam yang lurus.