Adakalanya kita menjumpai orang tua yang sangat keras pendidikannya terhadap anaknya akan tetapi tidak benar atau kurang benar karena tidak tepat penempatan sikapnya. Di masyarakat kita, anak akan dimarahi mungkin sampai dipukul lantaran anak tidak mau belajar les materi pendidikan umum misalnya, namun membiarkan anak jika tidak belajar mngaji alquran atau ilmu agama. Contoh lain anak akan dimarahi bahkan sampai dipukul karena tidak disiplin belajar, berangkat sekolah , seakan-akan supaya anaknya jangan sampai tertinggal atau terlambat, akan tetapi orang tua bersifat lunak ketika jika anak tidak disiplin dalam hal sholat, mengaji dll. Ketika sudah datang waktu sholat sedang anak lagi melihat TV tidak disuruh mematikan TV untuk menuju sholat, malah dibiaarkan menonton TV bahkan membiarkan sampai meninggalkan sholat dan itu dianggap biasa. Itu semua adalah sikap yang kurang adil terhadap anak, padahal anak mempunya hak untuk mendapatkan dua kebahagiaan dan dua keberhasilan yaitu selamat didunia hingga diakherat kelak.
Hakekat cinta orang tua terhadap anak bukan terbatas pada hal duniawi saja, memanjakan dengan kemewahan dunia, sentuhan kasih, ucapan sayang yang berulang kali ducapkan, akan tetapi ada yang lebih penting dari itu yaitu bersikap tegas terhadap kedisiplinan anak dalam hal ibadah itu adalah cinta yang sebenarnya. Karena orang tua merasa tidak ingin anaknya kelalak menjadi orang yang kurang beruntung atau celaka, merasa kasihan dan tidak rela jika anak tidak bahagia di dunia dan celaka di akhirat.
Memang dalam ilmu psikologi akan ditemui banyak macam cara sikap orang tua dalam menghadapi anaknya, tegas tidaklah harus keras, tegas adalah suatu komitmen orang tua memberi motivasi yang mendorong kuat agar anak taat pada perintah Allah. Rasulullah SAW. mengajarkan dalam mendidik anak untuk sholat tidak se-merta merta langsung dipukul karena tidak melakukannya, namun Rasulullah mengajarkan secara bertahap.
Hendaklah anak-anak diperintahkan sholat jika sudah berusia tujuh tahun, dan pukullah (jika belum melaksanakan sholat) jika telah berusia sepuluh tahun dengan pukulan ringan yang mendorongnya untuk taat kepada Allah serta membiasakan mereka untuk menunaikan sholat pada waktunya, agar mereka istiqamah di jalan Allah serta mengenal jalan kebenaran. Begitulah rasulullah mengajarkan bagaimana mengajari anak untuk disiplin dalam sholat.
Jadi memukul anak ketika ia tidak mau atau enggan melakukan sholat itu tidak termasuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap anak akan tetapi adalah karena sangat kasih dan sayangnya orang tua yang menginginkan keselamatan anaknya didunia dan akhirat. Dan itu suatu upaya orang tua memenuhi seruan Allah SWT "Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya api dan manusia". Memerintah anak untuk sholat yang pasti orang tua menjadi contoh atau teladan yang pertama bagi putra putra-putrinya. Karena upaya orang tua untuk menjadikan putra-putri yang shalih tanpa didahului dari diri orang tua maka hal tersebut sangatlah sulit.
Selain upaya diatas kita gandengkan dengan perintah Rasulullah yang lain yaitu mendo'akan keselamatan atas keluarga didunia dan akhirat. Mendo'akan anak secara langsung supaya menjadi anak yang shalih atau dengan menggunakan tawasul alqur'an surat Al-Fatihah, yang kita khususkan pada putra-putri kita. Insyaallah Allah mengabulkan do'a-do'a kita karena kita baik dan tulus melatih anak untuk taat perintah Allah dan mencintai-Nya.