Bagi kita yang telah berkeluarga dan telah dikaruniai seorang putra putri, ketahuilah bahwa putra putri kita adalah amanah yang kelak pasti dimintai pertanggung jawaban di hadapan pemberi amanah yaitu Allah SWT. Amanah yang Allah yaitu anak shalih sebagai jariah bagi orang tuanya dan bisa juga menjadi investasi yang tidak bermanfaat karena malah merugikan dan mencelakakan orang tuanya. Dua kemungkinan itu bakal terjadi dan menimpa orang tua dan tentang baik buruknya investasi yang dimiliki dipengaruhi sejauh mana usaha orang tua dalam mendidik anaknya menjadi anak yang shalih yang berbakti kepada orang tua dan taat pada perintah Allah.
Perlu dimengerti bahwa orang tua mempunyai peran besar dalam perkembangan anak menjadi pribadi yang shalih yang berakhlak mulia. Anak memiliki waktu yang panjang bersama orang tuanya dan di situlah sebenarnya pendidikan tengah berlangsung, yaitu pendidikan praktek yang praktis dalam kehidupan sehari-hari. Mula-mula anak terlahir ke dunia tidak mengetahui apa-apa sama sekali “Dan Allah Mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia Memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur” (An-Nahl:78). Dari karunia yang telah Allah berikan Sang anak mulai belajar dari apa yang didengar karena indra yang pertama kali berfungsi adalah pendengaran, maka kesunahan bagi orang tua terhadap bayi yang baru lahir adalah azan di telinga kanannya bayi dan iqomah di telinga kirinya dengan maksud mengenalkan kalimat-kalimat tauhid terdengar di telinga sang bayi kalimat-kalimat yang lain. Dari proses belajarnya yang lama dengan modal karunia Allah pendengaran banyak memperoleh banyak ilmu, dengan pendengaran anak bisa mengenali suara-suara termasuk mengenali suara ibunya, bapaknya dan orang-orang yang ada di sekelilingnya dan anak akan terus belajar dari apa yang didengarnya. Maka dari itu sangat perlu dan penting memilihkan apa-apa yang bermanfaat didengar oleh sang anak, kalimat baik yang masuk di telinga anak akan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak menjadi baik. Maka baiklah bagi orang tua mengenalkan bacaan Al-Qur’an, kalimat toyyibah, bacaan sholawat dan kalimat mulia lainnya. Beberapa waktu kemudian penglihatannya mulai berfungsi normal di situlah anak mulai belajar dengan penglihatannya, dengan penglihatan anak akan mengenali setiap sesuatu yang dilihatnya.
Kemudian Seiring dengan belajarnya anak dengan mendengar dan melihat hati nurani anak mulai berfungsi untuk merasa yaitu mengenali (suasana) tenang, ricuh, susah, senang dll. Dengannya anak mulai mengenali kebaikan dan keburukan ketika anak beranjak mulai balig. Fitrahnya hati nurani adalah baik, jika keburukan masuk ke dalam hati maka akan terjadi bentrok dengan nurani, di situlah anak mulai belajar tentang sesuatu dengan hatinya, mencocokkan dengan apa yang di dengar dan dilihatnya, ingat bahwa sumber besar belajar anak ketika masih kecil adalah dari orang tuanya. Oleh karena itu baiknya anak dimulai dari orang tua dahulu. Orang tua yang baik akan menjadi teladan yang pertama bagi putra-putrinya. Memulai menjadi teladan yang baik untuk anak keturunan tidak ada kata terlambat asal sebelum ajal menjemput, menjadi teladan yang baik bisa dimulai sesegera mungkin dan jangan ditunda-tunda, karena walaupun sedikit yang diterima anak baik akan diingat anak selamanya.
Ketika menginginkan seorang anak belajar secara teratur menjalankan sholat 5 waktu, maka orang tua harus memberi teladan terlebih dahulu, ketika menginginkan seorang anak rajin mengaji Al-Qur’an tunjukkan orang tua yang senang mengaji Al-Qur’an, ketika menginginkan seorang anak berakhlak mulia tunjukkan terlebih dahulu kemuliaan akhlak sebagai orang tua. Ketika orang tua membohongi anaknya anak akan belajar berbohong, Rasulullah SAW sangat melarang berbohong walaupun terhadap anak kecil. Contoh kecil orang tua memanggil anaknya “sini nak tak kasih sesuatu!” Saat anak menghampiri orang tuanya karena memenuhi panggilannya anak ternyata tidak dikasih apa-apa sama sekali. Contoh sikap tersebut sangat dilarang oleh Rasulullah karena hal tersebut mengajari anak untuk berbohong, yang pada umumnya orang menganggap seperti itu adalah hal biasa.
Yakinilah bahwa dengan memberikan teladan yang baik bagi anak turun kita itu akan menjadikan mereka pun menjadi baik yakni menjadi anak-anak yang shalih, kecuali Allah berkehendak lain dengan maksud menguji kesabaranmu. Namun jangan pernah merasa diuji Allah dengan adanya anak yang tidak taat sebelum anda sebagai orang tua untuk menjadi teladan yang terbaik terlebih dahulu dan selamanya untuk anak-anak dan keluarga. Wallahu A’lam.