Zaman sahabat nabi adalah zaman keemasan Islam secara Multi dimensi
dari segi lahiriah dan batiniah, yang
merupakan puncak keberhasilan perjuangan Islam di segala bidang. Orang-orang
yang ada ketika itu adalah sahabat terbaik dengan kesempurnaan Iman, Islam dan
Ihsan. Karena ketika itu mereka mendapat bimbingan secara langsung dari sang
Nabi.
Mereka mendapat kedudukan yang sangat mulia yang di kenal dengan “Shohabatun
Nabi” yang terdapat sekelompok orang-orang dan sahabat-sahabat istimewa.
Ketika ada orang-orang yang termasuk pertama kali masuk islam (assabiqunal awwalun).
Ibnu Hisyam pernah menulis 40 nama as-sabiqun al-awwalun. Ia menulis
Khadijah dalam nomor urut pertama, Asma' di nomor urut 18, dan Aisyah di nomor
urut 19. Umar bin Khattab berada jauh di bawah Aisyah.
Secara berurutan Yang termasuk as-sabiqun al-awwalun adalah
sebagai berikut:
·
Khadijah binti
Khuwailid
·
Zaid bin
Haritsah
·
Ali bin Abi
Thalib
·
Abu Bakar
Al-Shiddiq
·
Bilal bin Rabah
·
Ummu Aiman
·
Hamzah bin
Abdul Muthalib
·
Abbas bin Abdul
Muthalib
·
Abdullah bin
Abdul-Asad
·
Ubay bin Kaab
·
Abdullah bin
Rawahah
·
Abdullah bin
Mas'ud
·
Mus'ab bin
Umair
·
Mua'dz bin
Jabal
·
Aisyah
·
Umar bin
Khattab
·
Utsman bin
Affan
·
Arwa' binti
Kuraiz
· Zubair bin
Awwam bin Khuwailid
·
Abdurrahman bin
Auf
·
Sa'ad bin Abi
Waqqas
·
Thalhah bin
Ubaidillah
·
Abdullah bin
Zubair
·
Miqdad bin
Aswad
·
Utsman bin Mazh'un
·
Said bin Zayd
bin Amru
·
Abu Ubaidah bin
al-Jarrah
·
Waraqah bin
Naufal
·
Abu Dzar
Al-Ghiffari
·
Umar bin
Anbasah
·
Sa’id bin
Al-Ash
·
Abu Salamah bin
Abdul Asad
·
Abu Abdillah
al-Arqam bin Abi al-Arqam
·
Yasir bin Amir
·
Ammar bin Yasir
·
Sumayyah binti
Khayyat
·
Amir bin
Abdullah
·
Ja'far bin Abi
Thalib
·
Khabbab bin
'Art
·
Ubaidah bin
Harits
·
Ummu al-Fadl
Lubaba
·
Shafiyyah
·
Asma' binti Abu
Bakr
·
Fatimah bin
Khattab
·
Suhayb Ar-Rummi
Di zaman sepeninggal para sahabat hingga sekarang ini kejayaan
Islam dipandang secara global cenderung menurun, dalam banyak hal dari segi
individu atau kelompok. Namun di zaman yang sudah dikatakan akhir ini jika kita
memandang Islam dari sudut pandang individu, jika ada salah seorang ataupun
sekelompok masyarakat yang tetap memegang teguh Al-Qur’an, As-Sunah (sebagaimana
para sahabat dahulu memegang teguh itu), mengambil hikmah dari para sahabat,
mendengarkan fatwa ulama’ maka ia laksana mendapat kedudukan di sisi Nabi
seperti kedudukan para sahabat di sisi nabi ketika itu bahkan lebih dari itu,
hal ini karena besarnya cobaan dan fitnah di zaman akhir ini.
Kecintaan para sahabat Nabi terhadap nabi ketika itu sangat luar
biasa, karena mereka melihat terang benderang di hadapan mereka adalah sosok pembawa
kebenaran penghapus kebatilan, Pecinta kedamaian dan merupakan teladan
kehidupan yang sempurna yang menakjubkan. Sehingga sudah maklum mereka sangat
senang sekali jika menjadi sahabat kecintaan dan kebanggaan nabi.
Akan hal itu ada sebuah kisah yang telah diriwayatkan Oleh Ahmad
Bin Hambal, at-Thobroni, al-Hakim dan al-Baidhawi, mereka termasuk orang-orang
yang pertama masuk Islam :
“Suatu hari Ali, Ja’far dan Zaid bin Haritsah berkumpul.
Ketika itu Ja’far berkata “Aku
yang paling dicintai Rasulullah”
Ali pun menyahut “Aku yang paling dicintai Rasulullah”
“ Tidak bisa aku yang paling dicintai beliau” kata Zaid bin
Haritsah
Mereka akhirnya sepakat menemui Rasulullah saw untuk menanyakan
siapa yang paling dicintai beliau. Mereka mohon izin untuk masuk.
“Keluarlah dan lihatlah siapa mereka,” perintah saw kepada Usman
bin Zaid.
“Mereka itu Ja’far, Zaid dan
Ali,” Jawab Usman
“Biarkan masuk” kata Rasulullah
Setelah dipersilahkan masuk merekapun masuk
Mereka langsung bertanya “Wahai Rasulullah siapa yang paling anda
cintai?
Rasulullah langsung menjawab “Fatimah”
“bagaimana uang dari golongan laki-laki?” kata mereka
“Kamu Ja’far akhlak dan tuturmu mirip dengan aku. Di mataku engkau
benar istimewa. Dan engkau Ali, engkau itu menantuku dan kebanggaanku, Aku
adalah dirimu dirumu adalah Aku. Sedangkan kamu Zaid, engkau adalah teman
dekatku yang sangat saya cintai.” Kata Rasulullah saw.
Dari kisah tiga sahabat nabi tersebut menjadi yang paling dicintai
nabi bagi mereka adalah kebanggaan yang berharga kegembiraannya melebihi jika
dikasih emas segunung itu tidak sebanding. Namun Rasulullah adalah pribadi yang
bijaksana, jawaban beliau sangat indah menyejukkan siapa yang mendengarkannya,
bagi Nabi mereka semua adalah terbaik dan dicintai.
Lalu bagaimanakah dengan kita, umat Muhammad yang hidup di zaman akhir
ini, sudahkah ada upaya nyata yang menjadikan Rasulullah mencintai kita? Sudahkah
perbuatan perbuatan kita adalah perbuatan yang dibanggakan beliau?
Ayo saudaraku, kita tingkatkan rasa mahabbah terhadap Nabi
sepenuhnya, dan senantiasa berdoa semoga dikumpulkan kelak bersama Beliau, di sisi
Muhammad saw. bersama orang-orang yang menjadi kekasihnya. Amin