Manusia diciptakan Allah begitu sempurnanya dari segi penciptaan-nya "Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya"(95:4). Kesempurnaan meliputi kesempurnaan bentuk secara fisik yang dilengkapi kecerdasan akal pikiran dan nafs (Jiwa/Roh). Kadang tidak menyadari diri ini secara fisik diciptakan begitu sempurna dan menakjubkan, mulai semua yang terlihat dari luar yang enak dipandang serta manusia adalah satu-satunya makhluk Allah di bumi ini yang dapat berjalan tegak sempurna. Bisa dilihat makhluk ciptaan Allah yang lain di sekitar kita, binatang semua berjalan merangkak ada yang mencoba berjalan tegak namun tak sempurna tegaknya. Kita bisa melihat be-batuan pepohonan semuanya tak bisa bergerak ke mana-mana, gerak-nya terbatas dan cenderung berdiam ditempat. Kemudian Akal yang Allah berikan merupakan suatu ciptaan yang luar biasa yang tidak bisa ditiru, fungsinya banyak sekali diantaranya penalaran, perencanaan, bicara, gerakan, emosi, pemecahan masalah, persepsi, pengenalan orientasi, pemrosesan visual, pengenalan rangsangan, pendengaran, dan memori. Yang terakhir adalah Manusia dilengkapi dengan Nafs (Jiwa/Roh), dalam Al-Qur'an nafs itu disebutkan ada tiga 1. mutmainnah (tenang/tentram) (89:27) 2. Lawamah (yang menyesali diri) (75:2) 3. Amarah yang cirinya membawa kepada keburukan menentang kebaikan (12:53). dari kesempurnaan penciptaan dan karunia-karunia yang diberikan sesudahnya manusia sudah selayaknya bersyukur dan ketika mengingkari Allah menegur dalam firman-Nya "Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dusta-kan", karena hal ini sangat penting dan kebanyakan manusia itu pelupa maka ayat ini pun dalam Q.S Ar-Rahman diulang-ulang pula.
Fisik (tubuh) yang Allah karuniakan kepada kita supaya kita mensyukuri dan memeliharanya bukan malah kita mengingkari dan mendholiminya. Pada saat sekarang ini ada pemuda-pemuda yang dengan sengaja merusak tubuhnya dengan minum-minuman keras yang berbahaya (minuman keras oplosan yang dikabarkan banyak memakan korban sakit dan meninggal) dan segala jenis narkoba. Rawatlah kesempurnaan tubuh yang telah Allah karuniakan dengan makan makanan yang halal dan mengandung gizi seimbang.
Sebagaimana tubuh kita butuh asupan gizi Nafs / Roh / Jiwa kita juga memerlukan gizi. Santapan makanan bagi jiwa yang mempunyai nilai gizi adalah semua bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Sholat kita Ibadah kita dan semua kebaikan kita ketika hidup di dunia adalah santapan rohani yang jauh sangat diperlukan bagi kesehatan dan keselamatan jiwa (nafs) tapi kebanyakan tidak mengetahui. Orang beriman pasti sependapat dengan hal ini karena langkah-langkah yang ditempuh sama untuk memperoleh ridho-Nya di Dunia dan Akhirat.
Orang mengira bahwa ia akan masuk kepada golongan orang-orang yang menjadi Ahli Allah padahal ia adalah orang-orang yang menjadi hamba hawa nafsu syahwat nya, maka ia termasuk golongan yang tertipu oleh tipu daya syetan. Ahlullah menghambakan dirinya kepada Allah bukan kepada hawa nafsunya, Ahlullah lebih mengutamakan akhirat sedang pengumbar hawa nafsu lebih mengutamakan dunia, Ahlullah pandangannya tidak terbatas pada dunia ini tetapi mereka senantiasa memandang Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, Ahlullah kesenangannya mereka terletak pada Allah sedangkan hamba nafsu kesenangannya terletak pada mahluk. Ahlullah hatinya terikat pada Allah Yang Maha agung sedangkan hamba nafsu hatinya terikat pada dunia. Mereka menjadikan ketaatan dan pujian terhadap Allah menjadi sesuatu hal yang wajib serta mereka berpegang teguh kepada-Nya melalui pertolongan-Nya hingga ia tidak mengalami kendala dan kesulitan apa-pun. Dekat-lah dengan orang-orang ini, belajarlah dan ikuti para Ahlullah.
Mukmin tidak taat pada Allah bagikan orang yang tak bernyawa atau mukmin yang jiwanya lapar/kelaparan dan bisa mati, dari itu maka "Jadikan Ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya Sebagai Nyawa dan Menu Santapan Utama Untuk Jiwa" Jadikanlah jiwa ini subur, sehat dan tenang karena beroleh keridhoan-Nya. Jika Allah memerintahkan pada hamba-Nya supaya berzikir maka dengan berdzikir berarti telah memperhataikan kebutuhan ruhani, Allah melarang hambanya untuk berbuat keji dan mungkar dan kita menjauhi apa yang telah dilarang Allah berarti kita telah memelihara jiwa dari kehancuran. Perhatian lebih terhadap masalah ini adalah upaya seseorang mukmin untuk memperoleh keluhuran jiwa kearifan dan kebijaksanaan. Maka mulailah diri ini ini untuk memperhatikan hal-hal yang lebih utama bagi jiwa untuk mencapai derajat abadi yang diridhoi (muttaqin) sebelum datangnya hari penyesalan nanti yang diri tidak mampu memutar ulang kehidupan ini.
_________________________________________________________
Kamus :
Hawa (الهوى): sangat cinta; kehendak
Nafsu (النفس): roh; nyawa; jiwa; tubuh; diri seseorang; kehendak; niat; selera; usaha
Syahwat (الشهوة): keinginan untuk mendapatkan yang lazat; berahi.