Adakah Suatu Kebaikan Tanpa Ikhtiyar? Sebelum menjawabnya
mungkin kita perlu memahami tentang kebaikan dan keburukan itu secara mendalam.
-: Baik dan buruk :-
Baik dan buruk adalah suatu kondisi atau bentuk perbuatan yang dijalani
seseorang dalam kehidupan ini benar menurut syariat islam atau salah dan
dilarang oleh syariat islam, lurus atau menyimpan, benar atau sesat. Kebaikan
itu melakukannya perlu adanya upaya secara kontinu karena dituntut untuk
terbiasa melakukannya dan itu hanya bisa dicapai dengan riyadoh (latihan-latihan)
lahir maupun batin, kecuali orang-orang tertentu yang dikehendaki Allah.
Keburukan itu hampir-hampir tanpa ikhtiar bisa dilakukan,
saking begitu mudahnya di lakukan, sebagai contoh meninggalkan ibadah shalat
karena malas atau enggan melakukannya, atau meninggalkan puasa Ramadhan, tidak
menunaikan ibadah haji dll. Itu semua kan sangat mudah tanpa belajar atau
latihan pun bisa. Maka dari itu perlu dimengerti bahwa kebaikan itu jalannya
naik, sedangkan keburukan itu jalannya menurun, anda bisa membayangkan sendiri
mana yang harus ada upaya lebih di antara keduanya. Jadi intinya kebaikan itu
diperlukan ikhtiar, tanpa ikhtiar dipastikan tidak pernah akan sampai pada
tujuan yang diinginkan yakni kebaikan itu.
-: Bagaimana iIkhtiyar dalam kebaikan itu dilakukan? :-
Ada 3 konsep yang yang diambil dari Al-Qur’an untuk membangun
kebaikan-kebaiak dalam kehidupan ini :
Pertama : khusnudon terhadap siapa saja yang ada di sekeliling kita, apa saja yang
terjadi yang menyangkutkan kita, lebih-lebih kepada Allah.
Allah berfirman “Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu
adalah dosa.” Allah mengibaratkan “Apakah
kamu senang memakan daging saudara kamu sendiri yang telah mati? maka kamu akan
merasa jiik” yaitu tidak mungkin untuk melakukannya. Maka berprasangka buruk
terhadap sesama muslim adalah sesuatu hal yang tidak mungkin untuk dilakukan. Allah juga
berfirman dalam hadis Qudsi “Aku adalah sama dengan apa yang disangkakan
hambaku terhadapku.” Baik yang disangka hamba maka baik apa yang terjadi, buruk
apa yang disangkakan hamba maka buruk yang akan terjadi.
Berprasangka baik itu memiliki dua keuntungan sekaligus, dan
berprasangka buruk juga memiliki dua kerugian yang diterima sekaligus, orang
yang berprasangka kebaikan jika yang disangka itu memang betul benar ia dapat
pahala telah berbaik sangka, jika ternyata yang disangkakan itu tidak benar,
maka ia tetap peroleh pahala kebaikan karena telah berbaik sangka. Begitu
sebaliknya jika seseorang berburuk sangka, dia akan mendapat dosa meskipun yang
disangkakan itu benar, jika sangkaannya itu salah ia akan mendapatkan dosa yang
lebih banyak lagi, jadi benar atau salah dalam kenyataan yang disangka ia tetap
dosa.
Awali setiap kebaikan dengan berpikir yang baik-baik, latih
pola pikir yang baik dengan menambah ilmu dan wawasan dari orang shalih,
teruskan dengan belajar Islam secara menyeluruh (kafah), sempurnakan dengan
amaliah dhohir dan batin secara teratur. Ini semua adalah bentuk ikhtiar yang
mesti dijalani oleh setiap orang untuk menggapai derajat yang mulia di sisi
Allah SWT.
Kedua : Kerja sama dalam melakukan kebaikan-kebaikan.
Hal ini sebagaimana Allah telah memerintahkan : “dan tolong
menolonglah kamu dalam berbuat baik dan takwa dan janganlah tolong menolong dalam berbuat buruk dan
permusuhan.” Firman ini jelas maka hendaknya selalu dijadikan bahan renungan
untuk kita sendiri dalam bermuhasabah.
Ketiga : Saling Menasihati Dalam Kebaikan
Allah telah berfirman dalam surat al-‘ashr : (1). demi masa. (2). Sesungguhnya manusia
itu benar-benar dalam kerugian, (3). kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasihat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasihat
menasihati supaya menetapi kesabaran. Seling menasihati memiliki makna saling
bersinergi dalam bentuk ucapan maupun contoh keteladanan. Dalam hal ini seorang
muslim memiliki sifat keterbukaan untuk menerima nasihat, bukan ber-keras
kepala dalam keburukan dan kesalahan.
Ketika ketiga hal di atas dengan sabar dan istiqomah kita
jalani bagikan kita menanam kebaikan dan suatu saat nanti kita akan menuai
hasilnya. Oleh karenanya maka marilah kita tegakkan niat karena Allah,
hilangkan kemalasan, kesombongan menjalani kebaikan secara kontinu untuk
menggapai keberkahan dalam hidup yang penuh kerusakan ini.
Islam 100% Sempurna
Artikel keren lainnya: